Tips "MENJUAL" jadi semudah membalikkan telapak tangan, Mau?
Sahabatku yang powerful, apa kabar bahagia Anda hari ini?
Semoga dalam perjumpaan yang ke-4 kali ini, Anda dianugerahi kesehatan, kesejahteraan dan kebahagiaan bersama keluarga tercinta.
“Siapa yang senang menjual?” “Siapa yang pandai menjual?”
Hampir di setiap forum saya mengajukan 2 pertanyaan di atas, tidak ada
satu tangan pun teracung dan menjawab: “saya”. Mengapa? Apakah hal itu
menunjukkan bahwa menjual itu satu pekerjaan yang memalukan dan susah
untuk dilakukan? Ya, hampir semua orang berpikir demikian, sehingga
posisi sales atau marketing setiap hari selalu menghisasi iklan lowongan
kerja di koran. Sebab susah untuk mencari penjual yang handal. Padahal
setiap perusahaan membutuhkan banyak penjual yang handal dengan
fasilitas yang jauh lebih mentereng dibandingkan dengan pekerjaan pada
posisi administrasi atau yang lain. Beranikah Anda menjadi penjual yang
unggul, sahabatku yang powerful?
(SUmber Gambar : sini ).
Tulisan ini saya persembahkan bagi Anda yang menjawab: “berani”
dan untuk sahabat yang berprofesi sebagai penjual yang sedang galau.
Dalam tulisan ini saya akan mengajak Anda untuk membangun pengertian
baru bahwa MENJUAL ITU MENYENANGKAN DAN MUDAH . Mari kita mulai!
1. MENJUAL ITU MENYENANGKAN
Bagi sahabat yang masih tidak menyukai
aktivitas atau profesi menjual, mari perluas pengertian menjual. Menjual
itu tidak sekedar menukar produk (barang atau jasa) dengan uang. Namun,
setiap proses pertukaran untuk memenuhi kebutuhan hidup bisa disebut
sebagai menjual. Anda juga perlu mengetahui bahwa setiap orang memiliki
“gen menjual” yang secara alamiah digunakan untuk menjaga kelangsungan
hidupnya. Masa sih Pak? Oke, izinkan saya menjelaskannya!
Seorang bayi, ketika ngompol dan basah
popoknya, apa yang ia lakukan? “Menangis” ya betul, ketika ia menangis,
namun ibunya belum mengganti popoknya, apakah ia diam? ”tidak”, si bayi
akan menangis lebih keras sampai popoknya diganti dengan yang kering.
Setelah bayi itu tumbuh menjadi anak, dia menginginkan mainan dan
meminta kepada ayahnya untuk membelikannya, namun ayahnya menolak. Apa
yang ia lakukan kemudian? Ya, benar ia akan merengek dan akhirnya dengan
terpaksa karena malu, sebel atau sukarela ayahnya membelikan maninan
tersebut. Setelah dewasa ia jauh cinta, apa yang akan ia lakukan untuk
mendapatkan cintanya? Sekali lagi Anda benar, ia akan melancarkan rayuan
maut. Mari kita cermati contoh diatas. Seorang bayi sudah mulai menjual
dengan “tangisan”, anak dengan “rengekan”, orang dewasa dengan “rayuan”
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya: mendapatkan popok baru yang nyaman,
mendapatkan mainan dan mendapatkan cinta. Inilah yang saya maksud dengan
gen menjual sudah dimiliki oleh setiap orang. Menjual adalah proses
yang alami bagi pemenuhan kebutuhan hidup. YANG ALAMI ITU MENYENANGKAN, JIKA TIDAK MENYENANGKAN BERARTI ITU SUDAH TIDAK ALAMI LAGI. Jadi, menjual itu menyenangkan.
2. MENJUAL ITU MUDAH
(Gambar diambil dari sini )
Pembaca yang powerful, mari hitung sudah
berapa kali Anda MEMBELI dari bangun tidur sampai tidur kembali. Apakah
Anda membeli makanan, bensin, pulsa, pakaian, nonton dan kebutuhan
hidup lainnya. Berapa kali rata-rata Anda membeli setiap harinya? Banyak
yang mendapati setiap hari mereka membeli lebih dari 2 kali sehari.
Jika penghuni planet ini ada 7 milyar. Berarti setia hari terjadi
pembelian sebanyak lebih dari 14 milyar. Jika setiap hari ada pembelian
sebanyak lebih dari 14 milyar, masihkah Anda berpikir menjual itu sudah?
Fakta yang tidak terbantahkan dari statistik tersebut adalah MENJUAL
ITU MUDAH. Yang membuat menjual itu susah adalah dunia internal si sales
(sikap & kompetensinya). Sebab tidak setiap 14 milyar pembelian
jatuh sama rata ke setiap sales. Artinya, setiap hari ada sales yang
mampu menghasilkan 1, 10, 100, 1000 transaksi atau lebih, belum lagi
nilai transaksi yang juga berlainan. Jadi, mari kita sepakati bahwa
menjual itu mudah, yang susah adalah belum tepatnya sikap dan belum
terasahnya kompetensi kita sebagai penjual.
Dalam tulisan ini, izinkan saya menepatkan sikap Anda dalam menjual. Mari kita sikapi bahwa MENJUAL ITU SEMUDAH MEMBALIK TELAPAK TANGAN.
Mungkin Anda skeptis dengan pernyaan
saya: “MENJUAL SEMUDAH MEMBALIK TELAPAK TANGAN”. Atau dengan kata lain
mampu menghasilkan penjualan tanpa usaha. Bagi Anda yang skeptis maupun
optimis dengan pernyaan saya tersebut. Mohon untuk segera melakukan 3
hal berikut ini minimal selama 1 tahun
1. Bina hubungan baik dengan setiap orang.
Berinisiatiflah dalam menawarkan bantuan
(murni) tanpa ada maksud untuk menjual suatu produk atau jasa.
Maksudnya untuk membantu memenuhi kebutuhan atau mengatasi masalah.
Jadikan diri Anda sebagai sahabat terpercaya banyak orang.
2. Rawat hubungan baik yang sudah terbina.
Lakukan langkah 1 diatas secara
konsisten. Rajinlah bersilaturahmi baik secara fisik maupun menggunakan
media seperti telepon, SMS, email, chatting untuk menanyakan keadaan dan
menawarkan bantuan.
3. Ceritakan pekerjaan atau bisnis Anda.
Ketika sudah terbina persahabatan saling
percaya ceritakan pekerjaan Anda, visi dan misi Anda. Lalu terjadilah
penjualan secara langsung olehnya manupun oleh teman, saudara dan orang
lain yang direferensikannya.
Ketiga langkah di atas sudah saya
terapkan dalam menjual les privat dari tahun 2006 dengan jumlah siswa 10
sampai tahun 2011 dengan total siswa lebih dari 500.
Boleh jadi Anda yang masih sulit untuk
menjual karena masih sedikit memiliki hubungan baik. Banyak sekali orang
yang tergesa-gesa dalam menjual, sehingga berakibat gagal dalam
menjual. Kalaupun berhasil, ia hanya mampu menjual sekali kepada satu
orang. Hal ini memaksanya untuk terus berburu prospek. Sebab ia telah
memutus jalan untuk mendapatkan repeat order. Bisnis yang saya bangun
(bimbingan belajar), omsetnya 90% berasal dari repeat order.
Jadi, jika Anda ingin menjual semudah
membalikkan telapak tangan, BANGUNLAH HUBUNGAN BAIK DARI SEKARANG DAN
RAWATLAH HUBUNGAN BAIK TERSEBUT.
Salam Powerful, Edi Susanto
- Inspirator Finansial, Founder Sugihnom University
Author : EDI SUSANTO, BUSINESS OWNER Bimbingan Belajar Antusias , Sugihnom University , Griya Motivasi. - WRITER @(Simbiosa, Juli 2009) - (Gramedia, Maret 2011)- (Elexmedia, Juni 2011)- (Diva Press, Januari 2012) - (Galang Press, 2012) - (Grasindo, 2012), TRAINER & KONSULTAN : 1. Motivasi, 2. Marketing, 3. Selling, fb : edisusanto.dahsyat |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan kasih komentar disini ...